Bagaimana cara mendapatkan pinjaman yang simpel dan ngga ribet seperti tidak perlu menggunakan jaminan dan juga kalau bisa kartu kreditpun tidak merupakan keinginan siapa saja apalagi bagi peminjam.
Orang akan mencari jalan dengan cara meminjam dari keluarga, teman terdekat yang mana biasanya jumlahnya tidak terlalu besar. Umumnya para keluarga atau teman akan merasa prihatin dan berusaha untuk membantu jika kebutuhan teman yang membutuhkan itu benar-benar keadaan kesulitan uang. apalagi jika yang meminta pinjaman seperti sakit, terkena musibah dll.
Lalu bagaimana jika teman atau keluarga juga kesulitan uang ?
Jika mereka bekerja pada perusahaan maka jalan yang paling umum dilakukan adalah meminjam kepada perusahaan tempat bekerja. Istilah yang populer pada pekerja adalah "cash bon"
Bagaimana pula seandainya jika pinjaman yang digunakan untuk modal untuk memulai suatu usaha? Katakanlah usaha kecil-kecilan seperti warung untuk menambah penghasilan?
Kebanyakan dari kita tahunya uang harus ada untuk memulai suatu usaha.
Sebenarnya bisa saja tanpa meminjam dari siapapun bisa asal kita membuat perencanaan keuangan untuk memulainya.
Sebagai contoh katakanlah seorang karyawan berpeghasilan hanya UMR tetapi mereka kebanyakan merokok setiap harinya.
Berapa bungkus perhari untuk merokok? Katakanlah 2 bungkus. Berapa sebungkusnya? Misalkanlah Rp 8000 jika dua bungkus Rp 16.000 kalau satu tahun 365 hari maka uang untuk beli rokok saja Rp 5.840.000 setahun. Kalau dalam 2 tahun Rp 11.680.000.
Warung yang kecil isinya sekitar segitu dan akan menghasilan keuntungan paling tidak Rp30.000 perharinya. Warung itu bisa dijaga istri kalau tidak bekerja, cukup dirumah dan dibantu anak. Penghasilan akan berlipat kan selain gaji yg kita sebut hanya UMR itu dan uang rokok itu sebenarnya uang yang dibuang-buang dan juga merusak kesehatan
Sering orang tidak sadar untuk melakukan usaha, mereka berpikir selalu harus memulai dengan meminjam. Padahal belum tentu dengan memberdayakan keuangan yang ada dan memulai membuat perencanaan keuangan dari diri sendiri.
Kita jangan langsung berpikir memulai usaha dengan skala besar. Dari usaha kecil bisa menjadi besar dengan mengelola usaha kecil yang berhasil. Kalau kita lihat kisah-kisah hidup para konglomerat umumnya mereka dari usaha yang kecil. Kita selalu melihat mereka sukses dan kaya tetapi sering tidak melihat proses kearah itu begitu banyak pengorbanan dan air mata. Usaha juga sering jatuh bangun dan menempa mereka menjadi pengusaha yang tangguh.
Perlu disadari anak-anak kita didik menjadi pengusaha karena persentase jadi enterpreneur masih kecil sekali paling masih 5% dari total penduduk Indonesia. Yang idealnya adalah 20 persen. Kebanyakan dari kita menyekolahkan anak kita menjadi pegawai. Menjadi PNS adalah idaman. Orang tua sendiri masih jarang mengajak anaknya setelah selesai kuliah terjun langsung untk berusaha, malahan mencari pekerjaan. Jaman sudah berubah . Mindset anak-anak harus dirubah. Boleh bekerja dahulu agar tahu seluk beluk dunia usaha tetapi kemudian secepatnya berubah jadi pengusaha.
Di kurikulum perguruan tinggi sebaiknya juga memasukkan mata kuliah dunia usaha. Bayangkan seandainya setiap lulus mahasiswa bisa mempekerjakan 10 orang maka kita akan kekurangan tenaga kerja......
0 comments:
Post a Comment